AMBON
Kawasan Maluku memiliki sejarah panjang, diwarnai
dengan pasang surut perkembangan. Pada abad pertengahan, Maluku pernah
menjadi pusat pertemuan dan perdagangan bangsa-bangsa Eropa dan Timur
Tengah. Bangsa Eropa terus melakukan perjalanan dan pengembaraan menuju
benua Australia, sedangkan para pedagang Timur Tengah melakukan
akulturasi dengan kerajaan-kerajaan di perairan Nusantara. Penelusuran
kembali sejarah bahari, merupakan peluang untuk mengembangkan wisata
bahari (marine tourism) di kawasan Maluku. Maluku pernah
dipromosikan dan dikembangkan oleh Belanda sebagai kawasan wisata bahari
eksotis dan dijuluki Tropishe Holland dan telah dilalui kapal-kapal pesiar, bukan saja yang berasal dari Belanda, tetapi juga negara-negara Eropa lainnya.
Provinsi Maluku saat ini memiliki beberapa kabupaten, masing-masing
kabupaten memiliki Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang potensial dan
beranekaragam. Beberapa daerah telah dikenal oleh wisatawan, baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, seperti daerah: Ambon,
Haruku, Saparua, Seram, Banda, Kep. Kei, dan Kep. Aru serta Kep.
Tanimbar.
Potensi wisata yang dimiliki Provinsi Maluku secara khusus menekankan
pada pariwisata alam, bahari dan budaya. Suatu kawasan wisata alam dan
budaya menjadi menarik antara lain karena keunikan, kekhasan dan
keanehan objek-objek/aktifitas di dalamnya, artinya sulit atau langka
didapatkan persamaannya atau belum tentu ada di dalam kawasan atau
masyarakat lain. Aspek keunikan ini seringkali terkait dengan faktor
sejarah objek-objek itu sendiri, baik dalam arti yang sebenarnya maupun
mitologis. Oleh karena itu dalam mengidentifikasi objek-objek wisata
alam maupun budaya didalamnya, aspek-aspek tersebut perlu diperhatikan
karena dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan.
Wisata Natsepa Pulau Ambon
Daya tarik wisata bahari disamping terkait dengan
sejarah masa lalu dan keragaman budaya yang menarik, juga dari potensi
alam dan lingkungan geologis yang menawan. Dari sisi potensi wisata
bahari tersebut memenuhi unsur keindahan alam (natural beauty), keaslian (originality), kelangkaan (scarcity), dan keutuhan (wholesomeness), termasuk juga flora dan fauna, ekosistem dan gejala alamnya. Kegiatan wisata bahari (marine tourism),
yaitu bentuk pariwisata berbasis pada perairan (laut) memiliki potensi
pengembangan yang belum termanfaatkan secara maksimal, yaitu berlayar (yachting), berkapal (cruising), berselancar (surfing), memancing (fishing), menyelam (scuba diving), snorkeling, dan berbagai aktivitas olahraga air lainnya.